Dr. R.E Nainggolan Salah Seorang Putra Batak Pesaing Terberat Pilkada Gubsu 2013-2018
Dr. RE Nainggolan |
Pertarungan
Pemilihan Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara memang tinggal hitungan
bulan saja, namun dari sekian bakal calon yang muncul pada umumnya
adalah orang-orang bermarga atau Batak seperti, Dr.R.E Nainggolan, Gus
Irawan Pasaribu, Let.Jend. (Purn) Cornel Simbolon, Let.Jend A.Y.
Nasution, Soetan Batoegana Siregar, Bintatar Hutabarat, Dr. Benny
Pasaribu, hanya satu orang yang tidak bermarga yaitu Plt. Gubenur
Sumatera Utara saat ini Gatot Pujo Nugroho hingga saat berita ini
diturunkan.
Verifikasi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut memang belum memberi syarat sah atau
tidaknya setiap bakal calon untuk maju menjadi orang nomor satu di
Sumatera Utara selain pendaftaran yang belum dibuka setiap bakal calon
juga harus mempersiapkan diri apakah maju sebagai Independent (Non
Partai) atau melalui jalur partai sebagai syarat administrasi dan syarat
lainnya yang diatur oleh undang-undang tentang pemilihan kepala daerah.
Turman Simanjuntak |
Menurut Ketua Umum Forum Masyarakat Peduli Bonapasogit Sumatera Utara (FMPB-SUMUT) Turman Simanjuntak yang didampingi oleh Sekretaris Umumnya Horden Silalahi
disela-sela acara pertemuan pengurus FMPB Sumut dengan kader-kadernya
di sekretariat Jl. Dorowati No.35 Perjuangan Medan ”apabila kedua bakal
calon dan calon lainnya telah sah menjadi calon gubernur Sumatera Utara
maka diperkiraan Dr. RE Nainggolan dan Gatot Pujo Nugroho akan menjadi
2(dua) calon yang menjadi pesaing terberat pada Pilkada Gubsu 2013
terlepas dari adanya politik kotor (curang) atau upaya menjegal majunya
kedua kandidat sebagai calon gubernur Sumatera Utara” tukasnya.
Adapun yang
menjadi referensi Ketum FMPB Sumut tentang kedua kandidat adalah
berdasarkan kajian dan penelitian yang dilakukan team Litbang FMPB Sumut
selama beberapa tahun terakhir yang memiliki formulasi khusus tentang
pemenangan setiap kandidat Calon Kepala Daerah, Legislatif ataupun
pemilihan Presiden yang dikenal dengan Rumus 4D yaitu Dikenal, Dikenang, Dipilih dan Dilantik dengan
melihat jumlah serta bakal calon yang santer diberitakan oleh media
massa. Setiap item pada rumus memiliki penjelasan yang panjang
(hitungan matematis di atas kertas) dan cost (pembiayaan) yang tidak
sedikit berdasarkan jumlah calon pemilih tetap di Sumatera Utara serta
upaya-upaya agar memenuhi 4 (empat) syarat yang dituangkan dalam
formulasi tersebut untuk memenangkan setiap kandidat sesuai strategi
yang dilakukan oleh kandidat dan para team sukses.
Didalam rumus
tersebut kedua kandidat Dr. RE Nainggolan dan Gatot Pujo Nugroho
memiliki persentase tertinggi pada 2 (dua) rumus dari 4 (empat) rumus
dibandingkan dengan bakal calon lainnya yaitu Dikenal dan Dikenang,
pada kedua rumus tersebut kedua bakal calon selain berdasarkan kelebihan
dan kekurangan kedua sosok tersebut, yang dituangkan dalam rumus dengan
perbadingan calon-calon lainnya seperti kekuatan Finansial,
Kapabilitas, Metode Kampanye(Sosialisasi) dan Pengawalan Suara, Pengaruh
Rekrument Team Sukses, Kekuatan Visi dan Misi serta Rencana Program,
Pengalaman Daerah dan Rekam Jejak, Jaringan (Netwoking)/Kekuatan simpul
pendukung, Kedekatan Media Massa, Partai Politik, kedua calon juga sudah
memiliki calon pemilih berdasarkan basis pendukung massa tetap (massa
fanatis) dan daerah (wilayah pendukung) hanya perbedaan persentase,
pengalaman serta factor bakal pendamping kedua calon (Calon Wakil
Gubernur) yang belum diketahui dan durasi lamanya untuk Dikenal dan
Dikenang, hanya butuh upaya dari setiap team sukses kedua bakal calon
untuk mendongkrak persentase agar “Dikenal” dan “Dikenang” hingga
mencapai di atas 50% dari total jumlah calon pemilih yang ada di
Sumatera Utara untuk “Dipilih” nantinya. “Keadaan ini bisa berubah
apabila ada upaya-upaya menjegal kedua kandidat (politik kotor) sebelum
dan sesudah sah menjadi calon Gubsu seperti money politik, black
campaign (kampanye hitam umumnya issu SARA dan pengalaman kandidat masa
lampau), kepentingan partai politik (melakukan permainan di KPU dan
Manipulasi data pemilih pada instansi terkait) dan upaya-upaya bakal
calon lain mendongkrak kedua rumus (Dikenal dan Dikenang) untuk memecah
suara kedua bakal calon tersebut karena bakal calon lainnya umumnya
berkarir atau berkiprah di luar Sumatera Utara tentunya memiliki cost
(pembiayaan) yang lebih tinggi atau banyak karena sosialisasi yang
intens (terus menerus) dengan alat peraga yang lebih banyak dibandingkan
Dr. RE. Nainggolan dan Gatot Pujo Nugroho” ungkap Turman Simanjuntak.
“Mana ada
politik bersih 100% untuk menghasilkan pemimpin yang benar-benar
diinginkan masyarakat, kita tahu itu, tapi biar bagaimanapun kita harus
mencegah upaya politik kotor itu dan harus optimis menciptakannya untuk
itu nantinya kita bisa tahu bagaimana calon Gubernur Sumut bisa menang
apakah menggunakan politik kotor atau bersih dari upaya-upaya
pemenanganya yang bisa kit abaca melalui rumus 4D tersebut dan berharap
setiap masyarakat membuka mata terutama kalangan intelektual Sumut dalam
menyampaikan setiap pesan kepada arus bawah (grass root) yang
disampaikan oleh tiap-tiap bakal calon dengan melihat track record
(rekam jejak) demi masa depan Sumatera Utara” tambahnya.